Archive for the ‘Berbagi Materi Pelajaran’ Category

Perbandingan  antara  Ideologi  Pancacila  dan  Ideologi  lainnya

No

Komunisme

Pancasila

Liberalisme

1. Atheis Monotheisme Sekuler
2. HAM diabaikan HAM dilindungi tanpa melupakan kewajiban asasi HAM dijunjung secara mutlak
3. Nasionalisme ditolak Nasionalisme dijunjung tinggi Nasionalisme diabaikan
4. Keputusan ditangan pimpinan partai Keputusan melalui musyawarah mufakat dan pemilihan suara Keputusan melalui voting
5. Dominasi Partai Tidak ada dominasi Dominasi mayoritas
6. Tidak ada oposisi Ada oposisi dengan alasn Ada oposisi
7. Tidak ada perbedaan Ada perbedaan pendapat Ada perbedaan pendapat
8. Kepentingan negara Kepentingan seluruh rakyat Kepentingan mayoritas
9. Demokrasi rakyat Demokrasi Pancasila Demokrasi Liberal
10. Hukum untuk melanggengkan komunis Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat Hukum untuk melindungi individu
11. Peran negara dominan Peran negara kecil Peran negara ada agar tidak terjadinya monopoli dll. yang merugikan rakyat
12. Masyarakat diabdikan untuk individu Individu diakui keberadaannya Individu lebih penting daripada masyarakat

Daur hidup (metagenesis)


Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus atau protalium ,yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.

Klasifikasi

|Paku laut. Tumbuhan paku adaptif untuk tempat-tempat marginal.]] Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.

Hormon Testosteron dan Hormon Progesteron

*TESTOSTERON

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosteron adalah testis pada , walaupun sejumlah kecil hormon ini juga dihasilkan oleh zona retikularis korteks kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan terhadap osteoporosis. Secara rata-rata, jantan dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada betina dewasa.

 

*PROGESTERON

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Progesteron (bahasa Inggrisprogesterone, P4) merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan,kehamilan dan embriogenesis. Progesteron bersama dengan estrogen dihasilkan oleh kurpus luteum, yaitu sebuah kelenjar endokrin yang merupakan sisa dari folikel setelah terjadinya peristiwa ovulasi

Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh progesteron pada reproduksi diantaranya adalah

  • Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi
  • Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak terjadi fertilisasi
  • Menghambat laktasi saat kehamilan
  • Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Metamorfosis

Posted: September 23, 2012 in Berbagi Materi Pelajaran
Tag:

Metamorfosis

Kata metamorfosis bisa jadi sudah tidak asing lagi bagi kalian. Ya, benar, kata tersebut paling sering kalian dengar ketika belajar ilmu pengetahuan alam, khususnya biologi. Agar pemahaman kita seragam, sebaiknya mari kita cari tahu dulu pengertian kata metaformosis.

“Selain menyebabkan perubahan fisik,metamorfosis juga mempengaruhi perubahan kulit”

Kata metamorfosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang berarti “sekitar, di antara, setelah”, morphe yang berarti “bentuk”, dan osis yang bisa diartikan “bagian dari”. Jadi, metamorfosis boleh kalian artikan proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya.

Proses tersebut dimulai sejak hewan tersebut dilahirkan (menetas) sampai hewan memiliki tubuh yang standar untuk dikatakan sebagai hewan dewasa. Lantas yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah hewan-hewan apa saja yang mengalami metamorfosis?

Tentu tidak sedikit hewan yang mengalami metamorfosis, beberapa contohnya adalah kupu-kupu, lalat, nyamuk, kecoa, dan kodok (katak).

Yang pasti, selain menyebabkan perubahan bentuk fisik, metamorfosis turut memengaruhi perubahan warna kulit. Hal itu selanjutnya disebut dengan proses molting. Serangga adalah hewan yang paling sering mengalami molting, bisa sampai empat kali. frans ekodhanto

Ada Dua Jenis :

Sebelum kita mencari tahu bagaimana hewan-hewan tersebut bermetamorfosis, sebaiknya kita juga harus mengetahui jenis-jenis metamorfosis. Metamorfosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna atau yang biasa dikenal dengan sebutan holometabola melewati tahapan-tahapan pertumbuhan selayaknya, dimulai dari telur, larva, pupa, hingga dewasa. Contoh hewan yang biasanya mengalami metamorfosis secara sempurna adalah kupu-kupu dan katak.

Metamorfosis tidak sempurna atau yang biasa dikenal dengan sebutan hemimetabola melewati tahapan pertumbuhan yang hanya melewati dua proses, yaitu proses telur menjadi nimfa dan hewan dewasa. Proses metamorfosis tidak sempurna seperti ini dapat kalian temui pada serangga, seperti belalang, capung, jangkrik, dan nyamuk. frans ekodhanto

Mengenal Lebih Dekat

#Capung
Agar lebih jelas mengetahui cara hewan bermetamorfosis, mari sama-sama kita intip proses metamorfosis tidak sempurnanya capung.

Bermula dari telur atau larva sebagai cikal bakal capung, kemudian bermetamorfosis menjadi capung setengah dewasa (adult laying eggs), lalu menjelma menjadi capung dewasa. Walhasil, capung yang siap terbang mencari kehidupan sendiri.

#Kupu-kupu
Sebelum menjelma menjadi kupu-kupu dewasa, telur menetas menjadi larva. Biasanya larva tersebut mengalami perubahan warna sampai dengan empat kali, yaitu hitam bercampur kuning dan putih, kuning dan putih, biru pekat, dan berubah menjadi warna hitam dan kuning. Proses semacam itu selanjutnya dinamakan molting, yakni proses perubahan warna atau bentuk fisik.

Yang pasti, setelah melalui proses molting, larva yang mengalami molting akan tumbuh dan berkembang sampai berukuran besar. Proses dari larva menuju molting tersebut selanjutnya dinamakan instar. Tidak lama setelah tahap instar, larva tersebut membentuk pupa. Nah, di sinilah terjadi proses pembentukan struktur hewan dewasa.

#Katak

Sebelum menjadi katak dewasa, kehidupan katak dimulai dari telur. Setelah sepuluh hari, telur tersebut menetas menjadi berudu.

Biasanya berudu tersebut baru memiliki insang untuk bernapas sendiri setelah berumur dua hari. Setelah berumur tiga minggu, dengan sendirinya insang berudu

Penyebaran Fauna di Indonesia

Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :
1. Fauna tipe Asiatis (Asiatic)
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak

                                                                                              

                                                                                        

2. Fauna tipe Peralihan (Austral Asiatic)
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo

3. Fauna tipe Australis (Australic)
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.                         
jenis Fauna yaanyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.